“Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak mamfaatnya bagi orang lain.” (HR. Ibnu Hibban dari Jabir ra)
Hadis di atas adalah hadis sangat terkenal. Terdapat dalam berbagai riwayat. Termasuk juga ada dalam ashshahihain (shahih Bukhari dan Muslim). Hadis ini menunjukkan bahwa jadi apapun kita, asal itu memberikan manfaat untuk orang lain, maka saat itu kita telah menjadi manusia terbaik. Anda yang saat ini berprofesi sebagai kuli bangunan, Anda adalah orang terbaik, karena tanpa Anda, bangunan mewah, megah dan menjulang ke angkasa yang kemudian menjadi perkantoran, hotel dan pertokoan itu tak akan pernah ada. Anda yang saat ini office boy, tak usah minder, karena tanpa Anda, maka akan menjadi kotor kantor, hotel dan mall di semua tempat.
Saudara, berapa banyak sampah yang kita hasilkan dari aktivitas kita di rumah, tempat kerja atau di restoran tempat kita makan. Siapa yang membuang semua sampah itu, tukang sampah bukan? Bagaimana jadinya, kalau kita harus membuang sendiri sampah – sampah itu sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA)? Kita pasti akan kerepotan. ‘Pekerjaan’ membuang sampah itu pasti akan mengganggu pekerjaan kita. Dan bahkan akan mengakibatkan berkurangnya produktif kerja kita. Kalau begitu, keberadaan tukang sampah adalah sangat – sangat bermanfaat bagi kita.
Beras yang kita makan sehari – hari, adalah buah cucuran keringat petani. Ikan yang dengan mudah kita temui di pasar, adalah karena para nelayan membelah lautan, menerjang ombak dan berselimut angin. Daging sapi, kambing, ayam dan telurnya yang tinggal kita masak dan makan, juga adalah hasil para peternak yang untuk mendapatkan semua itu mereka harus menunggu berhari – hari, bulan dan bahkan tahun. Sungguh, kita tak akan pernah mendapatkan makanan apapun tanpa mereka. Walau mungkin uang kita melimpah, seperti Abu Rizal Bakri misalnya ?.
Satu lagi, yang kalau tanpanya, kita tidak akan pernah menjadi manusia. Tanpa keberadaannya, mungkin kita hanyalah makhluk berkaki dua yang kebetulan bisa ngomong. Tidak berbeda dengan binatang lain! Orang yang telah menetapkan kemanusiaan kita tersebut, adalah guru kita. Merekalah yang telah mengajarkan kepada kita berbagai pengetahuan, sehingga akhirnya kita menjadi utuh sebagai manusia. Sebab, yang membedakan kita dengan binatang, adalah pengetahuaan.
Saudara, mereka adalah orang – orang terbaik di bidangnya masing – masing. Yang sering tidak kita perhatikan keberadaannya. Yang sering kita acuhkan perannya. Dan sering diabaikan kepentingannya oleh para penguasa. Sering dikebiri hak – haknya. Lebih kejam lagi, mereka sering menjadi obyek keserakahan dan kesewenang – wenangan para pengambil kebijakan di negeri ini.
Seharusnya kita berterima kasih kepada mereka. Karena kalau kita sampai tidak berterima kasih kepada mereka, berarti selamanya kita tidak akan pernah berterima kasih (bersyukur) kepada Allah, Tuhan pembuat hidup ini. Sebab kata Rasulullah saw “Barang siapa yang tidak berterima kasih kepada sesama manusia, makla ia tak akan pernah bisa berterima kasih (bersyukur) kepada Allah”. Dan kalau kita tidak tidk bersyukur kepada Allah, wajarlah kalau Allah menjadikan bencana seakan tidak mau beranjak dari negeri ini. Karena kata Allah “Jika kalian tidak bersyukur, ketahuilah bahwa adzabku sungguh teramat pedih”.
Pernah suatu hari, selepas shalat berjamaah bersama para sahabatnya, Rasulullah saw kelihatan mencari – cari seseorang. Para sahabat pun bertanya “Siapakah gerangan yang engkau cari ya Rasulallah?” “Kemana perempuan yang biasa menyapu di masjid ini?” Rasulullah balik bertanya. Mendengar pertanyaan Rasulullah tersebut, para sahabat saling berpandangan. “Ada apa ini? Kenapa kalian seakan menyembunyikan sesuatu daruku?” Tanya Rasulullah kembali, semakin menunjukkan keheranannya. Seakan dikomando, para sahabat serempak menjawab “Wanita itu telah meninggal dunia wahai nabi Allah” “Kenapa kalian tidak memberitahu?” Kembali Rasulullah bertanya. Kali ini dengan suara yang agak tinggi. “Sekarang antarkan aku ke kuburan orang itu” Rasulullah saw beranjak diikiuti semua sahabatnya.
Perhatikan Saudara, bagaimana Rasulullah sangat peduli pada wanita penyapu masjid tersebut, yang dalam riwayat yang saya baca, wanita tersebut adalah wanita kulit hitam yang tidak bagus rupanya. Tapi keberadaannya begitu sangat berharga di mata manusia terbaik, Rasulullah Muhammad saw. ‘Hanya’ karena dia adalah tukang sapu masjid yang telah memberikan banyak manfaat kepada kaum muslimin lainnya.
Nah, bagaimana dengan kita, sudahkah kita memberikan penghargaan, kepedulian dan apresiasi kepada mereka yang telah memberi banyak manfaat kepada kita. Ataukah kita juga termasuk ke dalam golongan orang – orang tak tahu diri yang juga ikut memingirkan mereka?
Leave a Reply